Salah satu drama yang tengah populer saat ini, “The Queen’s Umbrella”, mendapatkan kritikan dari banyak orang. Kritikan ini muncul akibat ketidakakuratan mereka dalam memberikan informasi sejarah.
Kritikan ini bermula ketika episode kedua dari drama ini tayang pada 16 Oktober 2022 lalu. Dalam episode tersebut, terdapat penjelasan istilah bahasa Cina yang diberikan dalam subtitle. Sayangnya, terjadi kesalahan pengunaan karakter, di mana yang seharusnya menggunakan karakter Tradisional Cina malah menggunakan karakter Simplified Cina.
Karakter Tradisional Cina adalah bentuk penulisan awal yang dikenal dan memiliki umur sekitar 5000 tahun dan masih digunakan di Hong Kong dan Taiwan saat ini. Sementara karakter Simplified Cina masih digunakan di Cina daratan saat ini, termasuk di Malaysia dan Singapura. Meskipun karakter Simplified Cina disebut memiliki umur lebih tua, tetapi karakter ini baru digunakan secara luas ketika pemerintahan Cina mempromosikannya di tahun 1950-an.
Akibat kontroversi ini, drama tersebut langsung meng-edit subtitle yang dimaksud agar lebih akurat.
Kontroversi lain yang terjadi adalah tahta raja di salah satu episode. Di tahta tersebut terdapat plakat yang dibaca TaeHwaJun dalam bahasa Cina. Para penonton langsung bereaksi ketika terungkap bahwa nama tersebut merupakan salah satu nama pengadilan milik Raja di dalam Kota Terlarang dan tidak pernah digunakan di Korea sebelumnya.
Selain itu, netizen juga menemukan jika ketidaakuratan lain. Salah satunya sebuah scene di mana seorang putra selir memanggil sang ratu dengan sebutan “Ibumu” kepada sosok pangeran. Hal ini seharusnya tidak pernah dilakukan oleh seorang anak selir.
Barisan kontroversi ini yang membuat banyak orang yang kecewa dengan drama “The Queen’s Umbrella”. Terlebih drama ini merupakan drama sejarah yang mestinya melakukan riset secara mendalam sebelum ditayangkan.